Filsafat berasal dari bahasa
Yunani, philosophia, yang
terdiri atas dua kata:philos (cinta)
dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat
berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata filsafat yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Filsafat disebut sebagai Mother of Science atau induk dari segala ilmu
pengetahuan. Dikatakan demikian karena filsafat sendiri memiliki arti segala
ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, dimana filsafat dibagi menjadi dua
bagian yakni filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis yang
mencakup ilmu pengetahuan alam, ilmu eksakta dan matematika serta ilmu tentang ketuhanan
dan metafisika sedangkan filsafat praktis mencakup norma-norma, urusan rumah
tangga dan sosial politik. Filsafat merupakan sebuah proses dan bukan merupakan
sebuah produk, sebab filsafat berarti upaya manusia untuk memahami sesuatu
secara sistematis, radikal dan kritis. Jadi secara sederhana dapat dikatakan
bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan
memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
Sebagai calon guru, tidak hanya
calon guru bahasa Inggris saja yang harus memahami filsafat, namun guru secara
umum baik sadar maupun tidak disadari mereka telah mempelajari filsafat, sebab
guru akan berkecimpung di dunia pendidikan dan pendidikan sangat erat kaitannya
dengan filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah
pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi
pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih
kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan
tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang guru, baik
sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat
pendidikan. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat
pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan
tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan
pendidikan. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para
guru. Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar
mengajar. Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari
perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan
masalah-masalah pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar