Selasa, 15 Desember 2015

Filsafat dan Agama dalam Dunia Islam

Di dalam dunia Islam saat ini, istilah filsafat sering dikonotasikan negatif. Sejak serangan yang dilancarkan oleh al-Ghazali (w.505) terhadap filsafat yakni pada pertengahan abad ke 10M dengan kitabnya yakni Tahafut al-Falasifah. Maka bisa dikatakan filsafat Islam di dunia timur mengalami kematian. Namun itu tidak terjadi pada dunia Islam di Barat. Hingga saat ini umat Islam masih banyak yang tidak mau menggunakan filsafat sebagai cara berpikir.

Sebenarnya apa yang dikritik oleh al-Ghazali terhadap filsafat sebenarnya bukan terletak pada kesalahan filsafat, namun  para filosof muslim yang dianggapnya keliru dalam menyimpulkan sebuah problem. Seperti qadimnya alam, Tuhan tidak mengetahui masalah partikular, dan lain sebagainya. Inilah yang cukup mengusik pikiran al-Ghazali karena hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran al-Quran. Sehingga menggugahnya untuk mengkritik filsafat secara pedas. Namun menariknya bahwa al-Ghazali dalam melakukan kritikannya juga menggunakan filsafat. Ini menandakan bahwa filsafat sebenarnya tetap boleh untuk digunakan oleh umat Islam namun haruslah sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan al-Quran dan sunnah.

Namun yang terjadi saat ini adalah dimana para pengikutnya kemudian mensalahtafsirkan apa yang dilakukan oleh al-Ghazali sehingga filsafat dilarang untuk dilakukan oleh umat Islam, hingga sekarang. Mereka umumnya menganggap bahwa filsafat dan agama Islam memiliki landasan yang berbeda dan ini sangat fundamental. Oleh karenanya dunia Islam saat ini banyak yang tidak berfilsafat dalam kehidupan. Ini tentunya berbeda dengan dunia Barat yang maju karena mereka berfilsafat dari apa yang telah ditinggalkan oleh umat Islam di belahan Barat saat itu.

Istilah filsafat dan agama mengandung pengertian yang dipahami secara berlawanan oleh banyak orang saat ini. Filsafat dalam cara kerjanya bertolak dari akal, sedangkan agama bertolak dari wahyu. Oleh sebab itu, banyak kaitan dengan berfikir sementara agama banyak terkait dengan pengalaman. Filsafat membahas sesuatu dalam rangka melihat kebenaran yang diukur, apakah sesuatu itu logis atau bukan. Agama tidak selalu mengukur kebenaran dari segi logisnya karena agama kadang-kadang tidak terlalu memperhatikan aspek logisnya.

Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan kehidupan manusia. Orang-orang yang mengetahui secara mendalam tentang sejarah agama dan filsafat niscaya memahami secara benar bahwa pembahasan ini sama sekali tidak membicarakan pertentangan antara keduanya dan juga tidak seorang pun mengingkari peran sentral keduanya. Sebenarnya yang menjadi tema dan inti perbedaan pandangan dan terus menyibukkan para pemikir tentangnya sepanjang abad adalah bentuk hubungan keharmonisan dan kesesuaian dua mainstream disiplin ini.

Oleh karenanya disini penulis berusaha untuk menjelaskan hubungan filsafat dan agama dalam lingkup Islam sehingga perbedaan pandangan tentang filsafat dan agama dapat diminimalisir. Dengan menjelaskan filsafat dan agama disertai karakteristiknya maka diharapakan dapat diketahui relasi antar keduanya. Tentunya yang dimaksud dalam masalah ini adalah filsafat di dunia Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar